

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Keluarga Aris Susanto dan Indra Arif Hermawan mempertanyakan surat penangkapan yang belum diberikan sejak keduanya dibekuk di bengkel sepeda di jalan Kedu-Jumo di Kecamatan Kedu, Jumat (7/8) sore.
Aris (31) dan Indra (24) adalah kakak beradik yang ditangkap karena diduga terkait jaringan terorisme Noordin M Top. Mereka adalah warga Kedu yang diduga menitipkan gembong teroris asal Malaysia itu di rumah paman mereka, Muhdjahri (69) di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jumat dinihari. Keduanya yang "dicap" sebagai "kurir" Noordin itu ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror beberapa saat sebelum penggerebekan di rumah Muhdjahri.
Istri Indra, Rustiningrum (24) atau yang akrab disapa Arum, mengatakan, Jumat lalu, dia sendiri sedang berada di bengkel tempat Aris dan Indra bekerja. Saat itu, dia menjadi saksi mata dan melihat polisi dan jajaran tim Densus 88 Antiteror tiba-tiba datang dan membekap suami dan kakak iparnya disertai dengan ancaman pistol. Kedua pria ini pun diikat tangan dan kakinya, dan berkali-kali ditendang kepala dan wajahnya. Setelah itu keduanya pun dibawa pergi dengan mobil.
Melihat itu, Arum pun seketika menjerit-jerit histeris. "Namun, karna begitu shock, bahkan saya sampai lupa menanyakan apakah petugas tersebut membawa surat penangkapan atau tidak," ujarnya.
Belakangan, dia pun baru menyadari bahwa surat penangkapan semestinya diberikan polisi entah orang yang bersangkutan ditangkap selaku saksi ataupun pelaku kejahatan. Namun, hingga kini, keluarga juga tidak menerima surat penangkapan atau pemberitahuan dalam bentuk apa pun dari polisi.
Arum pun menyakini suaminya, Indra, tidak bersalah. Sebab, sejauh ini, suaminya tidak memiliki aktivitas yang mencurigakan selain bekerja di bengkel. Kegiatan pengajian atau bertemu dengan teman-temannya hanya dilakukan sesekali waktu saja."Teman-temannya juga hanya sebatas warga Kabupaten Temanggung saja," ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Indaryati (22), warga Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, istri dari Aris. Menurut dia, suaminya adalah pria yang baik, bertanggungjawab, sangat menyayangi dirinya dan anak-anak.
Indaryati mengatakan, suaminya juga tidak pernah membawa teman-teman dengan berwajah serupa Noordin M Top. "Selama ini, wajah Noordin M Top hanya saya lihat sebatas di poster atau baliho yang banyak tersebar di mana-mana," ujarnya.
Indaryati yang memakai jilbab dan bercadar ini, saat ditemui, membatasi wartawan menanyakan lima pertanyaan saja. Selain itu, dia pun meminta agar setiap perkatannya tidak dipelintir karena tanpa itu pun, keberadaan keluarganya seringkali difitnah, disindir dan dikait-kaitkan dengan kejahatan terorisme.
Utomo (61), ayah Aris dan Indra, berharap polisi segera memberikan kejelasan perihal status anaknya. Dia menyesalkan tindakan polisi yang menangkap kedua anaknya tanpa surat penangkapan. "Sampai sekarang saya tidak tahu di mana anak-anak saya. Saya juga tidak tahu harus berbuat apa," tutur Utomo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar